Ketika mendengar kata Toba, kebanyakan orang pasti akan membayangkan hamparan air danau berwarna biru seluas 1.145 kilometer persegi yang indah dan mempesona. Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, yang berkunjung ke Toba untuk menikmati panorama indah danau kaldera terbesar di dunia tersebut.
Sejarah Museum Sekitar Danau Toba
Kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas Danau Toba tersebut mempunyai potensi lain sebagai objek wisata bersejarah. Pasalnya, di sekitar Danau Toba terdapat beberapa museum yang tak kalah diminati wisatawan, terutama mereka yang gemar berkunjung ke tempat bersejarah seperti museum. Berikut ini beberapa Sejarah Museum Sekitar Danau Toba banyak yang berkunjung:
Museum Huta Bolon
Pada tahun 1969-an kompleks ini dibuka sebagai museum. Museum Huta Bolon terletak di Desa Simanindo, Kec Ambarita dan Kab. Samosir tepatnya di sebelah utara Pulau Samosir. Museum Huta Bolon dapat ditempuh dengan berkendara selama 30 menit dari Dermaga Tomok.
Sejatinya, Museum Huta Bolon merupakan kompleks rumah adat yang berusia ratusan tahun dan menjadi tempat tinggal Raja Sidauruk beserta 14 istrinya. Di salah satu bagian rumah, terdapat hiasan berupa 10 tanduk kerbau yang melambangkan 10 generasi di tempat tersebut.
Koleksinya pun beragam, seperti pakaian adat Batak, berbagai perhiasan kuno, perkakas makan, kain tenun khas Batak, porselen dari Tiongkok, hingga patung dan lukisan khas Batak. Di dalam museum juga terdapat naskah kuno leluhur masyarakat Batak, termasuk resep masakan seperti parhalaan dan pustaha laklak. Kemudian, ada pula satu panaluan atau tongkat yang biasa digunakan oleh para pemimpin adat saat memimpin doa.
Jika belum puas menjelajahi isi bangunannya, di sana Anda juga bisa mengunjungi replika perkampungan adat Batak atau yang biasa disebut huta bolon. Di sana, Anda akan menjumpai rumah-rumah berhiaskan gorga yang berjejer di kiri dan kanan dengan atap yang melengkung di tiap ujungnya seperti ciri khas rumah adat masyarakat di Pulau Sumatera.
Museum TB Silalahi
TB Silalahi dikenal sebagai pensiunan jenderal bintang tiga TNI AD berdarah Batak Toba murni. Semasa hidupnya, pria bernama lengkap Tiopan Bernhard Silalahi ini merupakan tokoh nasional dan menjabat sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara pada tahun 1993 hingga 1998.
Museum TB Silalahi terbagi menjadi dua bangunan, yakni satu bangunan bernama Museum Batak, kemudian bangunan lainnya adalah Museum Jejak Langkah dan Sejarah TB Silalahi. Tepat di pelataran luar, terpajang berbagai rumah adat seperti sebuah kampung (huta) suku Batak Toba, Suku Karo, yang telah berusia ratusan tahun.
Uniknya, di sana terdapat tongkonan atau rumah adat Toraja yang berada di kompleks TB Silalahi Center. Seperti Museum Tomok, Museum Batak juga berisi koleksi berbagai aspek kehidupan masyarakat Batak di masa lampau serta berbagai pakaian adat yang digunakan hingga kini.
Sedangkan, museum pribadi TB Silalahi berisi sejumlah barang yang pernah digunakan oleh TB Silalahi, antara lain bintang jasa, medali kehormatan, serta cinderamata dari teman-temannya di seluruh dunia.
Di salah satu sisi bangunan, Anda juga dapat menyaksikan keindahan Danau Toba dari ketinggian. Kemudian di pelataran luar museum, terdapat patung anak yang sedang menunggangi kerbau serta prasasti berbahasa Batak serta perlengkapan militer seperti helikopter TNI-AD Bell-105 dan artileri berat seperti tank ringan Yonkav-8 serta meriam antipesawat.
Museum Jamin Ginting
Museum Jamin Ginting letaknya di Desa Suka, Kec. Tigapanah, Kab. Karo, Sumatera Utara. Berbeda dengan tiga museum di atas yang berarsitektur khas Batak, museum seluas 3.000 meter persegi ini justru bentuknya menyerupai kacang tanah. Meski begitu, ada makna filosofis yang terkandung di dalamnya, sebab kacang tanah memiliki khasiat untuk melindungi isi di dalamnya.
Setidaknya ada lebih dari 1.000 koleksi yang dipajang di museum berlantai dua yang beroperasi setiap hari, mulai pukul 08.00 WIB hingga 18.00 WIB ini, di antaranya adalah peninggalan budaya masa lalu masyarakat etnis Karo seperti jenis pakaian adat, perhiasan kuno, dan peralatan pertanian.
Sedangkan di lantai dua museum, Anda bisa melihat koleksi pribadi Jamin Ginting Suka seperti buku, foto, seragam, dan berbagai penghargaan. Sekadar informasi, Jamin Ginting Suka merupakan pensiunan jenderal bintang tiga TNI AD berdarah Karo asal Desa Suka. Semasa hidupnya, ia turut berjuang dalam perjuangan kemerdekaan.
Pada 7 November 2014, Presiden Republik Indonesia, Ir H Joko Widodo atau Jokowi, menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepadanya bersama dengan KH Abdul Wahab Chasbullah, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama, Sukarni Kartodiwirdjo, dan Mohammad Mangundiprodjo. Pada 28 Juni 2022, Pemerintah Kota (Pemkot) Medan juga meresmikan patung besar Jamin Ginting sebagai penanda titik nol kilometer Jalan Jamin Ginting, dengan ruas utama berada di pusat Kota Medan.
Demikian penjelasan dari saya tentang Sejarah Museum Sekitar Danau Toba seperti yang dikutip laman slot88, semoga bermanfaat, terimakasih.